Langkah cepat untuk menurunkan Current Account Deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan yaitu pada sektor pariwisata pejelasan dari Bank Indonesia (BI).
Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia menjelaskan sebenarnya jika tidak melebihi tiga persen dari produk domestik bruto, CAD merupakan hal yang tidak perlu dikhawatirkan. Sebab, Sektor pariwisata mampu menghasilkan devisa dengan cepat, selain itu sektor pariwisata bisa menciptakan lapangan kerja dan menumbuhkan kegiatan usaha.
“Untuk Indonesia, sepanjang tidak melebihi 3 persen dari PDB itu masih aman. Kemarin memang di kuartal I 2018 2,1 persen dan kuartal II 3 persen dari PDB,” katanya di Yogyakarta, Liputan6 (30/8).
Lanjut Perry Warjiyo mengaakan, BI bersama pemerintah tetap ingin agar CAD tersebut bisa diturunkan, bahkan hingga transaksi berjalan bisa surplus. Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan sejumlah kebijakan strategis, salah satunya dengan menerapkan B20 untuk menekan impor BBM.
“Kita ingin turunkan lebih cepat, lebih aman, karena kondisi global sekarang tidak stabil. Makanya sejumlah langkah konkret sedang dan akan dilakukan, seperti B20 yang hanya kurangi impor tapi ekspor minyak sawit juga didorong. Tahun ini mengurangin impor BBM bisa hemat USD 2,2 miliar. Oleh kerana itu CAD akan lebih turun dan aman,” kata dia ( Liputan6 ).
Gubernur Bank Indonesia mengatakan, agar Current Account Deficit (CAD) bisa turun dengan cepat, pengembangan sektor pariwisata harus segera didorong. Ini telah dibuktikan oleh Negara Thailand di mana mereka tersebut tidak pernah mengalami defisit pada transaksi berjalannya lantaran sektor pariwisata disana mampu menyumbang devisa untuk negara yang besar.
“Kenapa sektor pariwisata kita harus genjot? Saya bandingkan dengan Thailand itu 2017 devisa dari pariwisatanya USD 62 miliar. Oleh karena itu kenapa mereka suplus CAD USD 48,1 miliar, karena dari pariwisata. Itu kenapa kita genjot (pariwisata) karenanya itu bisa cepat turunkan CAD dan ke depan mengarah ke nol,” jelasnya.
