Keberhasilan Indonesia Memajukan Sektor Investasi Pariwisata

Keberhasilan Indonesia dalam memajukan sektor pariwisata investasi pariwisata sebagai motor pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan faktor pendukung resiliensi perekonomian nasional dapat menjadi lesson learned bagi negara lain.

Penguatan sektor pariwisata dan investasi pariwisata juga menjadi krusial dalam konteks menjaga resiliensi perekonomian nasional di jangka menengah panjang yang tidak lagi bergantung ke komoditas ekspor SDA. Utilisasi SDA lebih difokuskan pada pengelolaan kekayaan alam pendukung industri pariwisata, salah satu contohnya adalah pengembangan geopark baru yang sedang giat dilaksanakan.

Meski masih tertinggal dibandingkan negara peer, upaya yang telah dan akan dilakukan Indonesia berpotensi semakin meningkatkan daya saing sektor pariwisata yang terus gencar untuk investasi pariwisata. Indonesia perlu naik 20 peringkat dalam indeks daya saing travel and tourism untuk mencapai target yang dicanangkan pada 2019 (saat ini daya saing Indonesia di posisi 30).

Komitmen pembangunan destinasi wisata baru yang disinergikan dengan konsep kebijakan kawasan ekonomi khusus (KEK) akan menarik investasi secara lebih cepat. Selain kebijakan insentif pajak untuk sektor investasi pariwisata, perbaikan faktor enablers khususnya sumber daya manusia dan infrastruktur perlu menjadi prioritas terutama dalam kaitan dengan pengembangan KEK pariwisata.

Dari perkembangan yang ada muncul optimisme kuat bahwa sektor pariwisata investasi pariwisata mampu meraup devisa sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan berkualitas, serta pendukung resiliensi sistem perekonomian nasional.

Dalam kaitan ini, kemajuan sektor pariwisata Indonesia selayaknya menjadi salah satu showcase pada Pertemuan Tahunan IMF – World Bank yang akan berlangsung pada Oktober 2018. Di tengah perubahan lanskap perekonomian dunia, pariwisata menjadi salah satu sektor yang dilirik banyak negara sebagai sumber penerimaan devisa dan motor pertumbuhan ekonomi baru.

Disisi lain Transformasi industri juga sadari membutuhkan dukungan pembiayaan investasi yang besar, disamping kesiapan sumber daya manusia dan infrastruktur pendukung. Penerimaan devisa dari sektor pariwisata merupakan bagian dari pendapatan korporasi maupun rumah tangga penyelenggara jasa. Meningkatnya penerimaan devisa juga memberikan manfaat ke perbaikan neraca berjalan dan manajemen pengelolaan nilai tukar di tataran makro ekonomi.