Konferensi The Future Investment Initiative di Riyadh, Indonesia menawarkan peluang investasi pariwisata dan (gaya hidup) lifestyle di Arab Saudi. Dalam konferensi hadir Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.
Beliau menjelaskan bahwa sektor pariwisata dan lifestyle berpeluang untuk menarik investor ke Indonesia dalam acara tersebut.
“Saya tetap berkiblat arahan Pak Presiden bahwa peluang terbesar saat ini terutama di kawasan kita adalah pariwisata dan lifestyle. Saya berpegang bahwa kita orang Indonesia sangat jago dalam pariwisata dan lifestyle,” kata Thomas Lembong, dikutip dari Antaranews.com.
Menurut Tom, Indonesia memiliki nilai bagus dalam menyajikan pengalaman pariwisata dan lifestyle yang positif, tanpa alkohol, keren dan asik.
“Sebuah gaya hidup pengalaman yang positif, tidak mabuk-mabukan dan pukul-pukulan, tetapi sebuah pengalaman wisata yang ceria, humoris, dan positif. Saya yakin sekali flavour wisata ala Indonesia akan sangat laku sekali di masyarakat Muslim Timur Tengah,” tuturnya.
Selain mendorong investor untuk bisa investasi pariwisata di Indonesia, Tom juga memproyeksikan pengusaha Indonesia dapat berinvestasi di Arab Saudi dan negara-negara Timur Tengah.
Meski nilai investasi pariwisata tidak besar, ia meyakini bahwa investasi menjadi tombak terbukanya akses pasar ke negara-negara seperti Arab Saudi, Pakistan, Bangladesh dan India, sehingga Indonesia dapat mempelajari kebutuhan pasar di negara tersebut.
“Pengusaha kita bisa bantu networking ke nasabah yang potensial di sana maupun mitra, supplier, yang potensial harus dua arah, baik itu investasi dari Saudi dan investasi dari Indonesia ke Saudi, peluangnya besar sekali,” kata Tom.
Ia memastikan bahwa Pemerintah Indonesia menghadiri konferensi FII meskipun kasus terbunuhnya wartawan senior Arab Saudi Jamal Khashoggi, mewarnai perhelatan acara tersebut.
Meski bukan Wakil Presiden atau Menko Perekonomian yang menghadiri konferensi FII, kehadirannya dinilai tepat dan layak mewakili Pemerintah Indonesia.
“Budaya Indonesia kalau ada masalah atau keprihatinan, kita justru harus merapat dan mengintensifkan dialog, bukan menjauh atau memprotes,” kata dia.