Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas), menyoroti potensi besar industri kelapa di Lampung sebagai pendorong ekonomi yang signifikan. Dalam acara 59th ICC Session & Ministerial Meeting di Bandar Lampung, Zulhas menekankan perlunya langkah-langkah strategis untuk mewujudkan sektor kelapa yang berkelanjutan, dengan fokus pada perbaikan menyeluruh dari hulu hingga hilir.
Zulhas menekankan kebutuhan untuk mendorong peremajaan dan peningkatan produktivitas kelapa di tingkat hulu, menjaga kualitasnya tetap optimal. Mitigasi terhadap dampak perubahan iklim global juga menjadi fokus penting untuk memastikan kualitas dan kuantitas produksi kelapa tetap terjamin. Dalam upayanya untuk meningkatkan kesejahteraan petani, langkah-langkah ini dianggap krusial.
“Di tingkat hilir, perlu pula dikembangkan produk-produk turunan kelapa yang inovatif, bernilai tambah, dan berdaya saing,” ungkap Zulhas. Hilirisasi menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing produk turunan kelapa, menciptakan nilai tambah yang signifikan.
Zulhas menekankan bahwa kedua aspek, baik di tingkat hulu maupun hilir, merupakan langkah krusial untuk memastikan keberlanjutan industri kelapa dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dalam konteks ini, peningkatan harga kelapa juga menjadi fokus guna meningkatkan kesejahteraan petani kelapa.
Sebagai informasi, ICC (International Coconut Community) merupakan organisasi kerja sama antarnegara penghasil kelapa yang didirikan oleh United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) pada 1969. Organisasi ini bertujuan meningkatkan kerja sama dalam produksi, pengolahan, penelitian, dan pemasaran kelapa serta produk turunannya. Melalui pertemuan tersebut, Zulhas memberikan dorongan untuk memperkuat sinergi dalam mengembangkan industri kelapa yang berkelanjutan di Indonesia.
Demikian informasi seputar pengembangan industri kelapa oleh Mendag Zulhas. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Freecaretips.com.