Pemerintah Kota Bandung terus menggiatkan investasi pariwisata dengan cara memberikan insentif berupa kemudahan perizinan. Diketahui pendapatan dari sektor pariwisata telah memberikan pemasukan yang tinggi bagi kota Bandung. Hal tersebut dikatakan oleh Kadis Budpar Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari saat diskusi di STP NHI, Bandung.
“Bandung memberikan kontribusi berasal dari perhotelan, tempat hiburan dan cafe menyumbangkan 30,31 persen,” kata Dewi.
Forum diskusi Road to Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2019 – Prospek dan Tantangan Pariwisata 2019. Mengangkat tema Deregulasi di Era Cyber Tourism dihelat Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar). Menghadirkan beberapa pembicara seperti Staf Ahli Menpar Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata Prof. I Gde Pitana, Akademisi LSPR Rizka Septiana, dan Kapuskom Publik Kemenpar Guntur Sakti.
Dewi mengatakan, nilai total investasi pariwisata tahun 2017 sebesar Rp. 276 sekian miliar mengalami peningkatan dari 2013 sampai tahun 2018. Penginapan naik 7,54 persen, restoran 13,08 persen, jumlah kenaikan tempat hiburan 17,29 persen. Biro perjalanan wisata naik 101,89 persen dan 152,08 persen kenaikan jumlah jasa usaha MICE.
Sementara itu, jumlah kunjungan wisatawan tahun 2015 sebanayak 6 juta orang, kemudian tahun 2016 sebanyak 6,8 juta orang, tahun 2017 sebanyak 6,9 juta orang. “Tahun depan target kita sebanyak 8 juta wisatawan. Rata-rata peningkatan jumlah wisatawan 19,95 persen pertahunnya,” papar Dewi.
Imbuhnya, investasi pariwisata masih sedikit, ini menjadi peluang dan bisa digali untuk meningkatkan pariwisata di Bandung. Di tahun 2017 dimana 73,43 indeks kebahagiaan, 7,78 pertumbuhan ekonomi dan 80,13 pembangunan manusia tertinggi se-Jawa barat. Saat ini, terdapat sejumlah destinasi, antara lain cagar budaya yang dikunjungi 1,701 orang atau pertumbuhannya rata-rata 19,95 persen, sebanyak 2,635 orang mengunjungi objek kebudayaan, sebanyak 625 orang mengunjungi lingkungan seni, dan terdapat 600 lebih komunitas kreatif.
Berdasarkan Perda 01/2013, Pemkot Bandung menetapkan enam kawasan strategis yakni Bandung Utara di Dago Utara berupa kawasan Ekowisata. Ganesha-gedung sate (kawasan pariwisata pendidikan dan sejarah), jalan Riau (kuliner dan belanja). Alun-alun (kawasan pariwisata warisan budaya) dan kawasan pariwisata budaya tradisional (Ujungberung). Kawasan pariwisata konvensi dan olahraga (Gedebage) selain itu terdapat 15 kawasan yang ditetapkan menjadi rencana kawasan pengembangan pariwisata daerah.