Nomadic Tourism adalah sebuah solusi sementara sebagai solusi selamanya, Menteri Pariwisata Arief Yahya terus memperkenalkan konsep Nomadic Tourism bagi Industri Pariwisata Indonesia. Menpar menjadi keynote speaker¸ pada acara “The 4th ASEAN Marketing Summit 2018”, di Raffles Hotel, Jakarta, Kamis (6/9/2018).
“Konsep pariwisata Indonesia kini sudah jauh bergeser, tumbuh, dan terus berinovasi. Membangun pariwisata Indonesia dengan konsep lama sudah tidak relevan. Nomadic Tourism inilah formulasi ideal untuk menjawab tantangan ke depan,” tuturnya.
Nomadic Tourism dinilai sebagai langkah terbaik mewujudkan target kunjungan wisatawan mancanegara. Dengan target kunjungan wisatawan mencapai 17 juta orang pada 2018 dan selang setahun berikutnya, target membengkak menjadi 20 juta wisman.
Nomadic Tourism juga solusi terbaik menjawab keterbatasan unsur amenitas dalam 3A (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas). Target besar diapungkan Kemenpar. Pariwisata Indonesia membidik 10 Nomadic Tourism di destinasi unggulan, dalam bentuk glamp camp, home pod, dan caravan.
Kepekaan tinggi harus dimiliki Kemenpar, sebab dunia menyediakan 39,7 juta backpacker. Mereka didominasi generasi milenial, yang terbagi dalam 3 kelompok besar, flashpacker atau digital nomad memiliki potensi 5 juta orang. Mereka menetap sementara di suatu destinasi sembari bekerja. Kelompok lainnya, glampacker atau familiar sebagai milenial nomad.
Kaum milenial nomad jumlahnya mencapai 27 juta orang. Mereka mengembara di berbagai destinasi dunia yang Instagramable. Kelompok pengembara dunia lainnya adalah luxpacker atau luxurious nomad. Mereka berjumlah 7,7 juta orang dan mengembara untuk melupakan hiruk pikuk aktivitas dunia.
Hadir juga pada acara The 4th ASEAN Marketing Summit 2018, Menteri Luar Negri Retno Marsudi, beliau mengatakan Nomadic Tourism sangat menjanjikan. Peluang Investasi pariwisata Indonesia juga sangat terbuka lebar dengan Nomadic Tourism tersebut.
“Berbagai peluang terus ditangkap Kemenpar. Nomadic Tourism ini sangat menjanjikan. Pasarnya ada, dengan basis milenial. Potensi pasar para milenial di dunia memang harus dioptimalkan. Di situ ada benefit besar. Untuk itu, kami berharap peluang investasi melalui Nomadic Tourism ini bisa ditangkap juga oleh investor,” ujar Retno.