Kementerian Pariwisata secara khusus telah membahas investasi dan pembiayaan sektor pariwisata di Indonesia. Kebutuhan investasi di sektor pariwisata hingga tahun 2024 yakni 120.000 hotel rooms, 15.000 restoran, 100 taman rekreasi, 100 operator diving, 100 marina, 100 Kawasan Ekoomi Khusus (KEK), serta amenitas pariwisata lainnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan mengenai investasi dan pembiayaan adladah key success faktor yang krusial karena dia merupakan faktor pengungkit pertumbuhan sektor pariwisata.
Dalam sektor pariwisata, terdapat banyak sumber pebiayaan yang dapat dilakukan. Pada umumnya sumber pembiayaan berasal dari Usaha Jasa Keuangan/Industri Keuangan Bank (IKB) seperti Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Pariwisata (FLPP) atau Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pariwisata.
Selain itu terdapat pembayaan yang bersumber dari Industri Keungan Non Bank seperti perusahaan asuransi untuk mendukung keselamatan wisatawan selama berlibur. Ada juga yang bersumber dari pasar modal dengan menggunakan istrumen reksadana atau obligasi.
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menawarkan investasi sebesar 100% untuk sektor pariwisata. Tawatan investasi tersebut diungkapkan dalam pertemuan setingkat menteri ekonomi ASEAN yang berlangsung di Singapura.
Enggar menambahkan bahwa pihaknya berharap investasi dari negara-negara anggota ASEAN ke Indonesia terus meningkat sehingga dapat mendorong pengembangan industri jasa dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sementara jika melihat Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2016 tentang daftar Negatif Investasi, besar kepemilikan modal asing saat ini dipersyaratkan hanya 49% hingga 70%. Namun, terdapat pengecualian khusus untuk sektor tenterntu seperti jasa pariwisata, jasa rekreasi dan olahraga.
Indonesia membuka peluang investasi dengan kepemilikan modal asing sebesar 100%, khususnya untuk wilayah Indonesia Timur. Tujuannya adalah untuk menarik investasi dan pengembangan sektor pariwisata yang menjadi destinasi pariwisata prioritas.
Hal yang sama juga disampaikan pengusaha Limanjaya saat melakukan investasi di sektor pariwisata. Menurutnya sektor pariwisata memiliki peluang investasi yang masih terbuka lebar. Khususnya untuk wilayah Indonesia Timur.
Dengan infrastruktur yang telah dibangun pemerintah saat ini, investasi di sektor pariwisata tentu menjadi pilihan banyak investor baik dari dalam dan luar negeri. Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk memberikan izin investasi dengan mudah serta siap untuk memberikan pelayanan terbaik terkait dengan hal-hal lain diluar perizinan.