PHK Karyawan Puma: 500 Pekerja Terdampak di Seluruh Dunia?

Puma (PUMG.DE) mengumumkan kebijakan pemutusan hubungan kerja atau PHK karyawan Puma terhadap. Kebijakan phk tersebut dikabarkan akan berdampak pada sekitar 500 karyawan mereka di seluruh dunia.

Langkah itu diambil sebagai respons terhadap kinerja penjualan yang tidak memuaskan dan sejumlah toko yang tidak menguntungkan. Kepala Keuangan Puma, Markus Neubrand mengungkapkan bahwa PHK karyawan Puma merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang semakin menantang.

Sebelumnya, pada Januari 2024, Puma merilis laporan tahunan yang mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 4,4 persen, namun hasilnya jauh dari ekspektasi, dengan total penjualan mencapai 8,82 miliar euro (US$9,62 miliar).

Kinerja penjualan yang tidak optimal ini turut memengaruhi harga saham Puma yang merosot hingga 23 persen, mencapai 21,90 euro. Harga saham tersebut mencatatkan level terendah sejak November 2016.

Hal tersebut menambah kekhawatiran atas posisi Puma di pasar global, terutama dalam persaingannya dengan perusahaan besar seperti adidas, Nike, dan pesaing baru yang semakin berkembang, seperti On Running dan Hoka.

Selain itu, tantangan pasar di Amerika Serikat turut mempengaruhi kinerja Puma. Kepala Eksekutif Puma, Arne Freundt menjelaskan bahwa ketidakpastian ekonomi di Amerika menyebabkan penurunan daya beli konsumen, khususnya target pasar mereka sehingga langkah PHK karyawan Puma harus diambil oleh perusahaan.

Namun, ia menambahkan bahwa meskipun bulan Februari buruk, kondisi mulai membaik pada bulan Maret.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Puma tetap optimis dan berusaha untuk mempertahankan eksistensinya di pasar. Manajemen perusahaan mengatakan bahwa mereka masih menargetkan untuk menjual 4 juta hingga 6 juta pasang sepatu kets “Speedcat” pada tahun 2024.

Demikian informasi seputar PHK karyawan Puma. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Freecaretips.Com.