Kebutuhan listrik smelter aluminium PT Inalum akan disokong PLTA Kayan.
Pembangunan PLTA Kayan dapat terealisasi salah satunya lantaran usaha PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau PT Inalum. PLTA Kayan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sungai Kayan, Kalimantan Utara dengan jalur transmisi sepanjang 200 km.
PLTA Kayan Sokong Industri
Keinginan PT Inalum tersebut dilatarbelakangi rencana perusahaan untuk mendirian smelter aluminium di wilayah tersebut. Hal tersebut sebagaimana pernah diungkapkan Direktur Pengembangan Usaha Inalum Oggy Achmad Kosasih,dilansir dari bisnis.com (20/8/2018).
Oggy menyatakan jika merencanakan pembangunan smelter aluminium dengan kapasitas 500.000 ton per tahun, yang membutuhkan listrik sebesar 767 megawatt (MW) dan gas 3.341 MMBTU per harinya.
Terkait dengan kebutuhan tersebut Inalum kemudian membangun PLTA dengan kapasitas 850-1700 MW. Hal tersebut dikarenakan sebuah industri peleburan aluminium membutuhkan listrik yang kontinyu, stabil, andal, dan murah.
Studi kelayakan pembangunan PLTA Kayan sendiri sudah mulai dilakukan pada tahun 2017, dan akan mulai kontruksi pada tahun 2019 ini. Diharapkan pada tahun 2024 PLTA Kayan sudah dapat mendukung produksi smelter.
Smelter Inalum terdiri dari pabrik wire rod yang berkapasitas 100.000 ton per tahun, pabrik billet dengan kapasitas 100.00 ton per tahun, dan pabrik alloy dengan kapasitas sebesar 300.000 ton per tahun. Dalam pembangunan smelter sendiri PT Inalum menginvestasikan dana sebesar US$1 miliar atau Rp14 triliun.
PLTA Sungai Kayan ditargetkan dapat beroperasi dan menghasilkan listrik sebesar 9.000 MW. Pembangunan PLTA akan dilaksanakan dalam lima tahap dan tersebar di beberapa wilayah di Kalimantan Utara, seperti Mentarang, Bahau, Malinau, dan Sembakung.
Pembangunan proyek PLTA Sungai Kayan akan berlangsung secara bertahap dan dimulai pada akhir tahun 2019. Pada konstruksi PLTA Kayan tahap 1 ditargetkan dapat menghasilkan kapasitas listrik sebesar 900 MW.
Setelah PLTA Kayan 1 selesai dibangun, pada tahun berikutnya, PLTA Kayan 2 akan dibangun dengan kapasitas 1.200 MW. Pembangunan kemudian akan dilanjutkan PLTA Kayan 3 hingga PLTA Kayan 5.
Pengolahan hasil tambah mentah atau smelter adalah salah satu program pemerintahan dalam upaya membawa industri mineral ke hilir atau disebut hilirisasi.
Hilirisasi digalakkan pemerintah agar pertambangan di Indonesia menjadi lebih kompetitif dan menambah nilai jual ketika dieskpor. Selain itu pembangunan PLTA Kayan juga merupakan usaha pemerataan pembangunan di wilayah luar Jawa oleh pemerintah.