Sumber Yang Bisa Digali Dari Industri Pariwisata Untuk Investasi

Kementerian Pariwisata menggelar Rakornas III Pariwisata demi mendongkrak Industri Pariwisata dengan tujuan untuk menarik investasi.

Masalah Investasi dan pembiayaan di sektor pariwisata, menjadi bahasan utama Kementerian Pariwisata (Kemenpar) saat menggelar Rakornas III Pariwisata yang di gelar di Hotel Raffles Jakarta pada 26-27 September 2018 lalu.

Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, hal itu merupakan langkah awal Kementerian Pariwisata untuk mendongkrak industri pariwisata dengan menarik para pelaku usaha untuk berinvestasi.

“Ada banyak sumber pembiayaan yang bisa digali untuk investasi dan pembiayaan di sektor pariwisata. Menurutnya, sumber yang umum adalah pembiayaan yang bersumber dari Usaha Jasa Keuangan (OJK) atau Industri Keuangan Bank (IKB), seperti Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Pariwisata (FLPP) atau Kredit Usaha Rakyat (KUR) pariwisata,” kata Arief Yahya.

Selain itu, ada juga pembiayaan yang bersumber dari Industri Keuangan Non Bank (IKNB). Arief Yahya menambahkan, negara harus hadir untuk memfasilitasi para pelaku industri pariwisata agar mudah mendapatkan akses pembiayaan.

“Dan saya katakan, Kemenpar akan menjadi berguna untuk orang banyak jika kita bisa memfasilitasi itu,” ucapnya.

Dia mencontohkan, KUR Pariwisata yang tidak populer karena masyarakat selalu berpikir KUR hanya untuk sektor pertanian atau peternakan.

Data OJK menunjukkan penyaluran KUR ke sektor industri pariwisata masih sangat kecil sekitar 3 persen. Ini jauh lebih kecil dibandingkan pertanian atau kehutanan (24 persen) dan perdagangan (58 persen).

Untuk mendatangkan investasi, Arief mengusung konsep Planet, People, Prosperity (3P) atau Environment, Community, Economy (ECE).

“Bangunlah dulu People-nya. Contohnya di Mandalika, satu hotel pun belum jadi, tapi masjidnya sudah jadi duluan. UKM center-nya sudah jadi duluan. Begitu juga dengan di Danau Toba, saya minta dibangun dulu Desa Sigapiton. Di Borobudur saya minta dibikin UKM Center, saya minta satu kavling untuk UKM. Di Tanjung Kelayang kita ada 5000 meter persegi untuk membangun homestay,” papar Menpar Arief.

Ini strategi baru dari konsep 3P atau ACE, diutamakan dulu People dan Community-nya dulu sebelum membangun yang lain.