Untuk membangun 10 Bali Baru Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus intens mencari investasi agar di tahun 2019 target nilai investasi sebesar USD 10,1 miliar benar-benar akan tercapai.
Beberapa skema investasi ditawarkan oleh Pemerintah melalui Kemenpar diantaranya penanaman modal asing (PMA), penanaman modal dalam negeri (PMDN), hingga kerjasama antara pemerintah dan badan usaha (KPBU).
Sampai saat in saja perkembangan 10 Bali Baru terbilang lebih dari ekspektasi. Melihat contoh awalanya pengembangan pariwisata Mandalika di Lombok Nusa Tenggara Barat. Kawasan ini telah mendapatkan investasi sebesar USD2 miliar dari berbagai investor. Begitu juga kawasan Danau Toba yang telah mendapatkan investasi lebih dari Rp6 triliun dari investor lokal.
Sementara sampai saat ini Kemenpar untuk pengembangan beberapa Bali Baru lainnya masih menunggu beberapa peningkatan status kawasan destinasi.
Antara lain destinasi Bromo Tengger Semeru, Labuan Bajo, dan Wakatobi. Tiga kawasan tersebut sedang menanti keluarnya Perpres sehingga resmi menjadi Badan Otorita Pariwisata (BOP). Kawasan lainnya sudah memiliki status yang terbagi empat kawasan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sementara tiga kawasan telah resmi menjadi sebagai BOP.
Beberapa hal yang masih terus ditingkatkan dan terus menjadi konsen yaitu berkaitan dengan pembangunan infrastruktur.
Disisi lain, CEO Pembiayaan Investasi Anggaran Non Pemerintah (PINA), Eko Putro Adijayanto, mengatakan pihaknya siap mendukung proyek 10 Bali Baru melalui skema PINA yaitu pembiayaan investasi non Anggaran pemerintah. Menurutnya, tantangan utama ialah saat ini seluruh masterplan dan financial feasibility studies dari 10 Bali Baru, kecuali Mandalika yang dikelola ITDC, masih dalam proses penyusunan.
Upaya proaktif yang dilakukan PINA untuk mendorong penyusunannya yaitu dengan melakukan penjajakan dengan sejumlah investor dari berbagai negara untuk melakukan penyusunan master plan dan feasibility study sekaligus menjadi investor.
Pengembangan 10 Bali Baru bertujuan untuk mendorong optimalisasi destinasi pariwisata yang sebenarnya memiliki potensi pariwisata mumpuni sampai saat ini masih belum optimal.