Optimisme Unilever Indonesia: Kinerja Moncer Meski Ditekan Aksi Boikot!

Unilever Indonesia menghadapi tantangan besar ketika produk-produknya menjadi sasaran kampanye aksi boikot. Namun, Direktur Utama Unilever Indonesia, Benjie Yap mengungkapkan optimisme terkait kinerja perusahaan di tengah tekanan ini.

Menurut Benjie Yap, meskipun terjadi konflik di Timur Tengah yang memicu aksi boikot terhadap produk-produk yang diduga terafiliasi dengan Israel, Unilever Indonesia berhasil mempertahankan proyeksi kinerja ke depan. Dalam laporan keuangan secara virtual pada Rabu (24/4), Benjie menyatakan bahwa kinerja Unilever Indonesia terus membaik sejak Januari hingga Maret 2024.

“Run rate pada Januari hingga Maret (2024) terus membaik. Dan pada Maret menjadi yang paling besar (peningkatannya) untuk kembali ke daily sales run rate (DRR), seperti sebelum adanya konflik di Timur Tengah,” ucap Benjie.

Benjie juga mengklaim bahwa penjualan produk Unilever Indonesia pada bulan Maret 2024 telah pulih dan mencapai angka yang sebanding dengan kuartal III 2023. Meskipun demikian, Benjie menegaskan bahwa Unilever tidak melupakan tantangan yang dihadapi, terutama terkait dengan citra perusahaan di tengah masyarakat.

“Saya ingin mengingatkan soal kekhawatiran yang ada, kami harus mempertahankan citra yang sudah dibangun perusahaan ini selama 90 tahun di Indonesia. Ada 95 persen produk yang kami jual diproduksi di sini (Indonesia). Tidak banyak perusahaan multinasional bisa bicara begitu,” tutur Benjie.

Unilever Indonesia juga menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi pada perekonomian Indonesia, dengan menciptakan lapangan kerja dan memproduksi sebagian besar produknya di dalam negeri.

Namun, Unilever bukan tanpa kontroversi. Produk-produknya menjadi target aksi boikot sebagai respons terhadap kebijakan salah satu anak perusahaan, Ben & Jerry’s, yang berhenti menjual es krim di wilayah Tepi Barat, Palestina, pada tahun 2021. Meskipun langkah tersebut diambil untuk mendukung Palestina, CEO Unilever, Alan Jope, mengindikasikan kemungkinan kerja sama baru dengan Israel, yang menimbulkan kontroversi lebih lanjut.

Meskipun terpukul oleh aksi boikot, Unilever Indonesia tetap optimis dan bertekad untuk mempertahankan kinerja dan citranya di mata masyarakat Indonesia.

Demikian informasi seputar aksi boikot yang menyasar produk-produk berafiliasi dengan Israel, salah satunya produk Unilever Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Freecaretips.Com.