Listrik dari PLTA Kayan akan dipergunakan untuk kepentingan publik melalui transmisi dari PLN.
Kalimantan Utara merupakan salah satu provinsi dengan potensi sumber daya alam yang melimpah. Salah satunya adalah keberadaan Sungai Kayan yang berpotensi besar untuk dijadikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Oleh karenanya, pemerintah pusat berencana membendung Sungai Kayan untuk dijadikan sebagai sumber energi baru terbarukan (EBT) dengan kapasitas hingga 9.000 megawatt (MW).
PLTA Kayan mulai dikonstruksi pada akhir tahun ini
Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie mengatakan pembangunan PLTA di Sungai Kayan, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara akan dimulai pada akhir tahun 2019.
“Insya Allah akhir tahun 2019 ini sudah mulai konstruksi PLTA Kayan 1 dengan kapasitas 900 MW dari proyeksi total 9.000 megawatt,” terang Irianto di Jakarta, Jumat (23/8/2019).
Irianto mengatakan, kedepan listrik yang dihasilkan oleh PLTA Kayan akan dipergunakan untuk menopang kebutuhan listrik di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) yang akan dibangun di Tanah Kuning Kaltara.
Selain itu, listrik yang dihasilkan oleh PLTA Kayan juga dimanfaatkan untuk kepentingan publik atau rumah tangga dan akan dialirkan melalui transmisi dari PLN.
Di sisi lain, investor utama dari proyek PLTA Kayan yakni PT Kayan Hidro Energi menyatakan, pihaknya telah menjalin kerjasama dengan PLN untuk menyuplai kebutuhan listrik bagi masyarakat Kalimantan.
“Kami sudah melakukan penandatangan perjanjian kerjasama dengan PLN. Jadi kalau jual listrik lewat PLN kami siap, diberi wilayah usaha juga kami siap,” ungkap Direktur Operasional PT Kayan Hidro Energi Khaerony di Jakarta, Rabu (21/8/2019).
Sebagai informasi, pembangunan PLTA Kayan akan dibagi kedalam lima tahap. Pertama akan dibangun PLTA Kayan 1 dengan kapasitas 900 MW. Dilanjutkan dengan pembangunan PLTA Kayan 2 dengan daya 1.200 MW.
Adapun PLTA Kayan 3 dan 4 akan akan dibangun dengan kapasitas masing-masing 1.800 MW. Dan PLTA Kayan 5 diproyeksikan menghasilkan setrum paling besar hingga 3.200 MW.
Dari segi pendanaan, pihak investor akan mengandalkan investasi dari Power China dan Central Asia Capital Ltd.
“Investor kita dari Power China dengan Central Asia Capital Ltd. Kurang lebih joint venture,” kata Khaerony.
Untuk estimasi biayanya, pembanguna PLTA Kayan memerlukan dana investasi sebesar 2,3-2,7 juta dolar AS permegawatnya.