Ada tiga negara yang mendukung investasi pariwisata di tanah air. 3 negara besar selaku investor yang menyumbang modal terbanyak. Para investor luar negeri tidak bisa dilepaskan dari industri pariwisata Indonesia.
Penanaman Modal Asing (PMA) tak bisa dilepaskan dari berbagai jenis industri, termasuk juga pariwisata. Ada 3 besar negara yang paling banyak investasinya di industri ini, yang pertama adalah Singapura dengan persentase investasinya mencapai 70% dari negara lainnya.
“Kedua, ada Tiongkok yang konsisten naik terus investasinya. China melejit ke nomor 2 dengan pertumbuhan 32 %. Baru nomor 3 Korsel,” ungkap Menteri Pariwisata Arief Yahya di acara Rakornas Pariwisata III di Dian Ballroom Hotel Raffles Jakarta, Rabu (26/9/2018).
Ketiga investor dari negara tersebut paling banyak berinvestasi pariwisata di bidang hotel, akomodasi lainnya, dan juga restoran. Untuk restoran, Menpar Arief paham betul kalau urusan perut itu hal yang tidak bisa ditawar lagi.
“Untuk restoran, saya bisa pahami itu. Untuk makanan, kita tidak bisa kompromi,” kata Arief.
Arief berharap investasi pariwisata dari investor asing ini akan berjalan sesuai target dan mengalami peningkatan.
Selama periode 2019 – 2024, kebutuhan investasi pariwisata di Indonesia yang sudah dipetakan antara lain 120.000 kamar hotel, 15.000 restoran, 100 taman rekreasi, 100 operator diving, 100 marina, dan 100 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), serta program pembangunan 100.000 homestay dengan melibatkan UKM pariwisata.
Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata III Tahun 2018 di Dian Ballroom Hotel Raffles Jakarta, benar-benar menarik. Semua kebutuhan Investasi Pariwisata dipetakan dalam kegiatan ini. Rakornas diikuti 600 peserta. Mereka berasal dari unsur akademisi, pelaku usaha, pemerintah, komunitas dan media (Pentahelix).
Rakornas III Pariwisata ini juga membahas dan me-launching program universal traveller protection. Sebuah program perlindungan bagi wisman dan wisnus yang melakukan perjalanan di Indonesia. Asuransi perjalanan yang diperkirakan dapat meng-cover sampai Rp 320 triliun sampai tahun 2024 mendatang.
Di kesempatan ini, juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan sejumlah kementeriàn. Antara lain Menteri Pariwisata dengan Menteri Keuangan, Menteri Koperasi dan UKM, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Lembaga Pembiayaan Pemerintah serta launching Universal Traveller Protection.
Menpar berharap, rakornas ini dapat dijadikan sebagai momentum oleh pelaku usaha pariwisata. Mereka bisa mendapatkan alternatif pembiayaan dalam pengembangan usahanya.