Bali Masih Jadi Daerah Favorit Investasi Pariwisata di Tahun 2018

Pesona dan keindahan Pulau Bali memang bukan hanya menarik wisatawan untuk datang melainkan juga menarik investasi masuk ke Bali khususnya investasi pariwisata.

Ketertarikan dan betahnya investor menanamkan investasi pariwisatanya di Bali memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Magnet kunjungan wisatawan yang besar baik dalam negeri maupun wisatawan asing membuat banyak ladang investasi yang bisa dimanfaatkan di Bali.

Senada dengan anggapan ini, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebutkan bahwa merujuk data yang dihimpun dari Penanaman Modal Asing (PMA) sektor pariwisata masih tergolong besar di bali berkisar 40%.

Sementara untuk penanam modal dalam negeri (PMDN) masih betah berinvestasi di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Barat, Jawa Tengah khususnya di DI Yogyakarta dan Jawa Timur.

Investasi pariwisata di Bali memang kebanyakan didominasi oleh investor asing. Berikut ini daftar Negara dengan total investasi pariwisata di Bali.

Untuk Negara pertama adalah Singapura, dalam kuartak 3 tahun sejak 2015-2018 jumlah investasi pariwisata mencapai angka Rp 19,4 triliun. Kemudian, diikuti oleh Hongkong sebesar Rp 6,04 triliun (12,2 persen) dan British Virgin Island sebesar Rp 5,04 triliun (10,2 persen).

Tak mau ketinggalan, Korea Selatan sebesar Rp 1,8 triliun (3,8 persen) dan Jepang sebesar Rp 1,7 triliun (3,5 persen).

BKPM juga menyebutkan, ada 8 lokasi di Indonesia yang diminati investor untuk menanamkan modal mereka dalam sektor pariwisata baik asing maupun dalam negeri.

  • Bali, dengan nilai investasi Rp 19,2 triliun (29 persen)
  • Jakarta, dengan nilai investasi Rp 17,2 triliun (26 persen)
  • Jawa Barat, dengan nilai investasi Rp 6.697,6 miliar (10 persen)
  • Kepulauan Riau, dengan nilai investasi Rp 6,6 triliun (10 persen)
  • Jawa Timur, dengan nilai investasi Rp 2,5 triliun (4 persen)
  • Nusa Tenggara Barat, dengan nilai investasi Rp 2,3 triliun (3 persen)
  • Jawa Tengah, dengan nilai investasi Rp 2,03 triliun (3 persen)
  • Sulawesi Uutara, dengan nilai investasi Rp 1,39 triliun (2 persen)