Perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, PT Kimia Farma Tbk berencana untuk menutup lima dari sepuluh pabrik yang saat ini beroperasi. Rencana penutupan ini dipandang sebagai bagian dari upaya perusahaan dalam menghadapi berbagai tantangan bisnis yang semakin kompleks.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Jakarta, Hadi Kardoko, Direktur Produksi dan Supply Chain PT Kimia Farma Tbk, menegaskan komitmen perusahaan untuk memperhatikan hak-hak karyawan yang mungkin terkena dampak penutupan ini.
“Kami sangat memperhatikan dampak potensial terhadap rasionalisasi pegawai. Apabila terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK), kami berkomitmen untuk memastikan hak-hak karyawan dipenuhi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku,” ujar Hadi.
Hadi menjelaskan bahwa langkah rasionalisasi ini bukanlah keputusan yang mudah. Pihak perusahaan tengah melakukan perhitungan mendetail mengenai jumlah karyawan yang akan terdampak.
“Kami sedang dalam tahap kalkulasi untuk mengetahui dampak dari penutupan pabrik ini. Kami pastikan bahwa penanganan terhadap karyawan yang terkena PHK akan dilakukan sesuai dengan aturan yang ada,” katanya.
Alasan utama di balik keputusan ini adalah untuk merespon tiga tantangan besar yang dihadapi perusahaan: reorientasi bisnis, restrukturisasi keuangan, dan kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi operasional. Penutupan pabrik ini diharapkan dapat membantu Kimia Farma mengoptimalkan utilisasi fasilitas produksinya yang selama ini masih di bawah 40% dari kapasitas maksimal.
“Dengan mengoptimalkan produksi, kami berharap utilisasi pabrik bisa meningkat lebih dari 40%. Hal ini penting untuk mencapai efisiensi yang lebih baik dan menurunkan biaya operasional yang tinggi,” jelas Hadi.
Selain itu, penutupan lima pabrik ini juga dipandang sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk menurunkan biaya operasional yang terus meningkat. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi keuangan Kimia Farma dan memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus pada produksi di pabrik-pabrik yang memiliki performa terbaik.
Kimia Farma telah menjadi salah satu pilar industri farmasi Indonesia dan memainkan peran penting dalam penyediaan obat-obatan. Meskipun menghadapi tantangan yang signifikan, komitmen perusahaan untuk melindungi karyawan dan mematuhi peraturan perundang-undangan tetap menjadi prioritas utama.
Di tengah perubahan besar ini, Kimia Farma tetap optimis bahwa langkah-langkah yang diambil akan membawa dampak positif bagi masa depan perusahaan.
Demikian informasi seputar penutupan pabrik Kimia Farma. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Freecaretips.Com.