PLTA Kayan Bakal “Sedot” Tenaga Kerja Bulungan

Jika sesuai rencana, pembangunan PLTA Kayan akan dimulai akhir tahun 2019. Bupati Bulungan berharap agar tenaga kerja Bulungan dapat ikut terlibat.

PLTA Kayan direncanakan mulai pembangunan fisik di akhir tahun 2019. PT Kayan Hydro Energi selaku pihak yang memimpin sedang mempersiapkan infrastruktur pendukung pembangunan. PLTA yang membendung Sungai Kayan ini ditargetkan dapat beroprasi di tahun 2024.

Terkait pembangunan PLTA Kayan, Sudjati selaku Bupati Bulungan memastikan tenaga kerja lokal maupun dari luar daerah akan mendapat peluang. Pemkab Bulungan juga akan memberikan fasilitas kepada calon pekerja yang berupa pelatihan keterampilan.

Tenaga Lokal Akan Dididik agar Dapat Membantu Pembangunan PLTA Kayan

Dengan adanya pelatihan, para pekerja yang berasal dari Bulungan dan sekitarnya tidak hanya menjadi buruh dalam pembangunan. Para pekerja lokal diharapkan mampu menjangkau berbagai posisi lain dalam mega proyek yang nilai investasinya mencapai miliaran dolar tersebut.

“Memang untuk tenaga kerja itu 80 (persen) dan 20. Jadi 80 persen dari sini, 20 itu dari sana, mungkin dari Cina juga itu. Ada ribuan itu, ya tenaga kerja dari sini bisa dari mana saja,” kata Bupati Bulungan Sudjati yang dikutip dari korankaltara.com.

Kepala Bappeda dan Litbang Bulungan M. Isnaini, memberikan tambahan terkait tenaga kerja PLTA Kayan. Ia mengatakan, nanti tenaga kerja tidak hanya sekadar merekrut orang untuk bekerja di proyek tersebut.

Pelatihan tenaga kerja lokal perlu dilakukan untuk mendukung pembangunan PLTA Kayan (petrominer.com)

“Karena kita mau, semua tenaga di sana itu hampir semua lini kita bisa masuk. Nah, bagaimana caranya, pihak perusahaan sejak dini mempersiapkan tenaga kerja lokal untuk dikembangkan, dididik. Supaya semua lini pekerjaan yang dikerjakan perusahaan itu bisa masuk,” katanya.

Persiapan dinilai perlu dilakukan lebih awal. M. Isnaini menilai, pihaknya mengakui kondisi Bulungan saat ini belum siap. Persiapan juga tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun juga tanggung jawab perusahaan.

“Ya, memfasilitasi, termasuk membiayai, untuk mendidik masyarakat kita sesuai dengan perencanaan dan kebutuhan tenaga keja seperti apa yang diperlukan. Kita memang belum mumpuni saat ini, makanya perlu dipersiapkan. Karena kalau tidak begitu, kapan kita bisa menjadi pelaku juga? Kan jangan kita kembali hanya jadi penonton,” jelas M. Isnaini.

Ditemui di waktu yang lain, Direktur PT KHE, Andrew Suryali, menyampaikan, nantinya ada sekitar 2.000 tenaga kerja yang diperlukan. Jumlah tersebut kemungkinan bertambah jika berkembang, kebutuhan akan meningkat sampai 3.000 tenaga kerja.

“Untuk tenaga kerja lokal itu sudah ada komitmen dari PT KHE sendiri untuk mengoptimalkan. Bahkan kita juga diharapkan bisa bekerjasama dengan universitas yang ada di sini, terkait persiapan tenaga kerja (PLTA Kayan),” ungkap Andrew Suryali yang dikutip dari korankaltara.com.