Langkah ambisius di bidang infrastruktur di Pulau Kalimantan kembali mencuat dengan pengumuman Brunergy Utama, sebuah perusahaan berbasis di Brunei, yang berencana membangun kereta api kecepatan tinggi pertama di wilayah tersebut. Proyek ini diharapkan akan menghubungkan Brunei dengan Indonesia dan Malaysia, membawa dampak besar bagi konektivitas dan ekonomi di kawasan tersebut.
Proyek kereta api kecepatan tinggi dinamai Kereta Api Trans-Borneo ini akan membentang sepanjang 1.620 kilometer dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan Timur, melintasi tiga negara Asia Tenggara. Tahap pertama akan menghubungkan Pontianak di Indonesia dengan Kuching dan Kota Kinabalu di Malaysia, serta distrik Tutong di Brunei. Sedangkan tahap kedua akan memperluas jangkauan hingga ke Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur di Indonesia, termasuk kota Samarinda dan Balikpapan.
Proyek ini diusulkan untuk mengakomodasi rencana pembangunan ibu kota baru Indonesia di wilayah Nusantara (IKN) di masa depan. Dengan kecepatan hingga 350 kilometer per jam, kereta ini direncanakan akan menjadi tulang punggung infrastruktur transportasi di wilayah tersebut.
Meskipun rencana proyek ini sudah diumumkan, prospeknya masih belum jelas, terutama terkait partisipasi Malaysia dan Indonesia di dalamnya. Meskipun demikian, kepala Menteri Negara Bagian Sabah, Hajiji Noor, menyambut baik rencana tersebut dan melihatnya sebagai katalis ekonomi bagi wilayah Kalimantan. Sedangkan Menteri Pekerjaan Umum Malaysia, Alexander Nanta Linggi, telah menyatakan bahwa pemerintah federal telah menyetujui alokasi keuangan untuk melakukan studi kelayakan terkait proyek ini di Sabah dan Sarawak.
Meskipun terdapat antusiasme dari beberapa pihak terkait proyek kereta api kecepatan tinggi ini, belum ada kepastian mengenai komitmen resmi dari pemerintah Indonesia. Menurut informasi dari pejabat pemerintah daerah di Kalimantan Utara, diskusi telah dilakukan dengan pihak Brunei, namun Indonesia belum memberikan komitmen apapun terkait proyek tersebut.
Menyikapi hal ini, Menteri Komunikasi dan Transportasi Brunei, Shamhary Mustapha, menegaskan bahwa usulan tersebut belum secara resmi dibahas di tingkat pemerintahan. Hal ini menunjukkan bahwa masih diperlukan pembicaraan lebih lanjut dan koordinasi antarnegara sebelum proyek ini dapat dimulai.
Rencana pembangunan kereta kecepatan tinggi ini menjadi bukti semangat kolaboratif untuk meningkatkan konektivitas dan pembangunan infrastruktur di wilayah Asia Tenggara. Meskipun masih banyak kendala yang harus diatasi, namun harapan besar terpancar untuk menjadikan Pulau Kalimantan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan.
Demikian informasi seputar proyek kereta api kecepatan tinggi di Kalimantan. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Freecaretips.Com.